Sabtu, 28 Maret 2015

Restu untuk sebuah Rencana

diingatkan kembali untuk belajar dari sebuah masalah

3 hari yang lalu, 
setelah dapet surat bahwa aku ketrima untuk ikut berpartisipasi dalam 2 acara di malaysia, namun aku belum dapet restu orang tua

sudah sejak lama, aku berencana dan memiliki target untuk liburan semester ini harus bisa ke beberapa negara di ASEAN, ya beginilah aku, setiap kali untuk mendrive semangat harus ada target dalam waktu dekat, menengah juga long term. karena pada dasarnya aku pun layaknya anak muda lainya, kerap kali dihinggapi perasaan moody.

awalnya untuk rencana mewujudkanya, waktu liburan semester yang lalu, aku sudah mulai menyiapkanya, menyiapkan segala info tentang apa saja kesempatan yang memungkinkan untuk aku ikuti, aku pun banyak me like beberapa halaman organisasi nirlaba yang memungkinkan membuka kesempatan untuk program internship, conference, volunterr ke negara-negara ASEAN. yaahh inilah diriku, apa yang aku citakan akan aku wujudkan dengan kerja keras apa yang aku bisa dan aku suka. bekali-kali aku mendapatkan info dari facebook ataupun yang lainya untuk kesempatan itu, alhamdulillah sejauh ini (2 bulan berjalan) 2 acara di malaysia lolos.







 dan pastinya sebelum mendapatkan 2 kelolosan itu aku menemui kegagalan. kegagalan itu sih belum seberapa, karena rasanya masih banyak kesempatan, aku meyakini itu. oh ya, untuk yang belum lolos itu acara yang ke turki. ya maklum lah, aku sadar kemampuan bahasa inggrisku dan itu acara pure harus show up, merepresentasikan aku sebagai delegasi dari Indonesia, yang kedua masih belum dapet pengumuman sih, masih berharap accepted untuk acara volunteer selama kurang lebih sebulan yang bekerja sama dengan PBB, hopefully i got it :)

dari situ sihhh, mengingatkanku, bahwa akan ada many ways untuk mencapai apa target kita. yang penting rincikan target kita dan ketahui kemampuan kita, biar match antara target dan usaha. dan yakin, kalo kita pantas, dan Allah pun akan memantaskan :)

nahhh....  disinilah puncaknya aku ingin bercerita.

setelah aku dapet undangan ketrima di 2 acara di malaysia, aku langsung deh telfon ke ortu di rumah, aku memang tipikel orang yang selalu menceritakan apapun ke orang tua, menceritakan apa yang aku rasa, sedih senang, bahagia, akhir-akhir ini siiihh aku suka ngomongin masalah namun aku kemas dengan motivasi2 gituu, jadi aku hanya share, aku ada masalah dan aku juga ada solusinya. intinya, tiap curhat ke ortu siihh, mostly cuman sekedar share, dan bicara cita2 agar di amini dan di doakan.

back to topic,
tentang rencana aku untuk berangkat ke malaysia, liburan depan dan memang rencana aku mau sekalian jalan/backpacker an ke singapura, vietnam dan mungkin lainya. disitulah, ibu ku terang-terangan bilang "ngapain" ngabisin uang ituuu...  itu rasanya "KETUSUK bangett" langsung aja dari pada aku marah-marah aku tutup telfonku dengan mengakhirri kalimat penutup " ya udah" tuutt....

kemudian, yang menghinggap difikirku cuman. perasaan marah, ingin maki kekolotan orang tua, sedihh juga, haisshhhhh

padahal aku tahu apa tipikel ku, dan aku tahu bener siapa diriku dan setiap planning ku. aku nggak bakalan ngelakuin hal yang dimana aku tak dapet manfaat dari apa yang aku kerjakan. sebenernya kan bisa aja, aku berkunjung ke wilayah2 asean tanpa harus berusaha keras apply untuk berbagai acara yang bisa aku ikuti di ASEAN, namun karena bagiku jika aku ke ASEAN cuman untuk jalan-jalan, menurut ku itu kurang worth it.

 makanya, aku harus punya alasan yang kuat untuk aku ke ASEAN, dari situ, aku apply acara-acara ASEAN. alhamdulillah waktu itu aku ketrima 2 acara yaitu ASEAN Leaderpreneur dan ASIAN muslim Action Network. bayangin aja udah usaha mati-matian buat acara itu malah ditolak mentah-mentah oleh ibu. aku memang tipikel orang yang nggak bakalan ngelakuin apapun itu, tanpa restu orang tua. bahkan perkara kecilpun kayak mau pergi luar kota harus cerita dan minta restu nya. hmmm

namun disini saya bisa belajar dari masalah...

aku belajar bahwa aku punya akal untuk mencari solusi. aku tetap kekeuh membuat ortu ku menyetujui apa niatku itu, karena aku yakin aku akan dapet manfaat dari perjalanan itu. inilah aku, jika aku yakin dengan apa yang aku kerjakan dan apa yang akan aku capai aku akan terusss berusaha mengupayakanya.

disini aku belajar, terkadang tidak adanya restu orang tua, bukan karena dia secara mutlak menentang apa yang kita inginkan, namun mereka justru ingin tahu detail apa-apa sisi positif maupun negatif dari apa yang kita inginkan. iyaaa, dari masalah itu aku semakin tahu, karakter orang tuaku, dan aku yakin setiap orang tua memiliki karakter yang berbeda-beda, dan disitulah tugas kita untuk mempelajari karkternya, agar selalu mendapat restunya dari apapun yang akan kita lakukan dan apa yang ingin kita capai.

dari konflik ketidak setujuan ibuku dengan rencanaku, aku belajar dari apa yang diucapkan ibuku, terkadang sesuatu penolakan dengan blak-blakan itu sangat tidak menegenakkkan untuk psikologi manusia, disitulah aku jadi belajar untuk berhati-hati dalam berbicara, terutama dalam menolak apapun itu.

aku belajar, untuk suatu saat menjadi ibu yang lebih baik dari ibu ku saat ini, iya siihhh, emang aku mengakui kehebatan-kehebatanya, dan aku juga belajar dari kekurangan-kekuranganya, dan selama ini, aku lebih suka curhat ke bapak, bagiku bapakku itu everything, apapun aku cerita selalu match dengan dia, pendidikanya yang rendah namun tidak untuk pengalamanya, bapakku memiliki pengalaman yang perlu diacungi, dan komunikasi yang baik, love yoouu pak. somehow, I will get my prince, but you always be my king in my life :)

ya beginilah caraku, aku akan selalu membuka mata, membuka hati untuk setiap masalah yang akan aku temui untuk aku hadapi dan aku cari solusi. karena aku percaya bahwa manusia diciptakan untuk belajar dari Masalah :)

cherrss,
wassalam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar